Liputanbangsa.com- Iyas bin Mu’awiyah merupakan seorang pemuda yang cerdas dan pemberani. Iyas bin Mu’awiyah lahir di daerah sekitar Yamamah Najd, tepatnya pada tahun 46 H. Kisahnya ini menjadi salah satu sejarah Islam yang menarik untuk kita ketahui.
Meski usianya masih sangat muda, ia sudah mendapatkan anugrah dari Allah SWT berupa kecerdasan yang tinggi.
Dari Yamamah Najd, Iyas bersama keluarganya akhirnya berpindah ke Bashrah. Hingga ia tumbuh kembang dan belajar disana.
Kala itu, Iyas juga sering terlihat berjalan kesana-kemari ke Damaskus untuk mencari ilmu. Meskipun usianya masih belia dan belum baligh, Iyas sudah belajar dan menimba ilmu dari sisa-sisa para sahabat Nabi serta tokoh-tokoh tabi’in yang banyak ilmu.
liputanbangsa.com: Kisah Mu’awiyah bin Yazid, Menolak Jadi Khalifah!
Kisah Iyas bin Mu’awiyah, Cerdas dan Berilmu!
Kala Ilyas memasuki Damaskus, usianya memang masih sangat belia. Akan tetapi, ia sudah menunjukkan kecerdasan dan keberaniannya. Ketegasan dan keberanian tersebut ia gunakan untuk membela kebenaran.
Berselisih dengan Orang Tua Penduduk Damaskus
Pada saat berada di kawasan Damaskus, pernah terjadi perselisihan pendapat antara Iyas dan orang tua penduduk Damaskus tentang suatu hal. Dengan berbagai alasan, ia meyakinkan kebenaran tersebut pada orang tua itu.
Ketika orang tua penduduk Damaskus itu sudah tidak bisa ia yakinkan dengan hujjah, akhirnya pemuda yang usianya masih belia ini berani mengajaknya ke pengadilan.
Nah, pada saat keduanya sudah datang dan berhadapan dengan Qadhi (hakim), Iyas bersikap keras dan melantangkan suaranya pada lawannya yang merupakan orang tua tersebut.
Pada saat itu, Hakim menegurnya karena menggunakan suara yang lebih tinggi saat berbicara kepada orang yang jauh lebih tua.
Meski demikian, pemuda ini tetap percaya diri untuk menyerukan kebenaran yang ia ketahui. Sampai pada akhirnya ia yang memenangkan kebenaran tersebut di hadapan Hakim.
Pemimpin Muda
Iyas bin Mu’awiyah merupakan seorang pemimpin muda yang sangat cerdas dan bijaksana. Kecerdasan dan ilmunya melebihi orang-orang tua yang ada di sekitarnya.
Semangatnya pun juga semakin membara untuk memperbanyak dan memperdalam ilmu. Hingga pada akhirnya, sampailah pada suatu titik yang cukup mengejutkan atas kehendak Allah SWT.
liputanbangsa.com: Kisah Anas bin Nadhr, Menjemput Surga di Perang Uhud
Pada titik inilah orang-orang tua pun sampai memberikan penghormatan kepadanya. Bahkan banyak orang tua yang belajar ilmu darinya. Ini menandakan jika ilmu Iyas yang usianya masih sangat muda sudah banyak dan mengalahkan orang-orang tua di situ.
Pada suatu saat, Abdul Malik bin Marwan berkunjung ke Basrah sebelum ia menjabat menjadi khalifah. Ketika itu ia melihat Iyas yang masih sangat muda berada dalam barisan paling depan sebagai seorang pemimpin.
Sedangkan dalam barisan belakangnya ada sebanyak 4 orang yang sudah tua dan merupakan penghafal Al Quran. Abdul Malik mengatakan, celakalah orang-orang tua tersebut. Dia merasa heran karena ada seorang anak kecil yang menjadi seorang pemimpin.
Pada saat itu, Abdul Malik bertanya kepada pemuda tersebut dan menanyakan berapa usianya. Iyas menjawab jika usianya sama dengan usia Usamah bin Zaid ketika Nabi Muhammad SAW mengangkatnya sebagai panglima pasukan bersama orang-orang tua.
Mendengar jawaban tersebut, Abdul Malik mendoakan agar Allah SWT memanjangkan umurnya dan mendapatkan keberkahan.
Melihat Hilal
Iyas bin Mu’awiyah juga mendapat keutamaan dari Allah, yaitu bisa melihat Hilal. Kisah ini berawal dari suatu ketika ada orang-orang keluar untuk mencari Hilal Ramadhan.
Mereka yang mencari hilal tersebut dipimpin langsung oleh sahabat, Anas bin Malik al-Anshari. Pada saat itu beliau telah berusia senja dan umurnya sudah hampir mencapai 100 tahun.
Pada saat itu Anas bin Malik menyatakan jika ia melihat Hilal. Akan tetapi, hanya Anas seorang yang melihatnya dan tidak ada orang lain yang ikut melihatnya.
liputanbangsa.com: Kisah Salamah bin Akwa, Kesatria Pemanah yang Pemberani
Pada saat itu, Iyas melihat ada sehelai rambut putih yang menutupi pandangan Anas bin Malik. Setelah itu Iyas minta izin untuk merapikan sehelai rambut tersebut.
Kemudian ia bertanya kembali apakah beliau masih melihat hilal tersebut. Anas pun menjawab bahwa ia tidak melihat hilal sedikitpun.
Sejak saat itulah orang-orang mengetahui kecerdasan pemuda yang bernama Iyas bin Mu’awiyah. Sampai banyak orang-orang tua yang bertanya tentang berbagai macam ilmu kepada pemuda ini. (R10/HR-Online)
[ad_2]
Beranda