Motif Mantri Suntik Kades Hingga Meninggal Terungkap, Ada Unsur Cinta Segitiga – Liputan Online Indonesia

Motif Mantri Suntik Kades Hingga Meninggal Terungkap, Ada Unsur Cinta SegitigaMotif Mantri Suntik Kades Hingga Meninggal Terungkap, Ada Unsur Cinta Segitiga. Foto: dok.liputan6.com

liputanbangsa.com – Motif mantri yang suntik mati kades Curug Goong, Serang akhirnya terungkap. Motif cinta segitiga diduga kuat yang melatar belakangi kejadian tersebut.

Mantri yang diketahui bernama Suhendi menyuntikkan cairan bernama sidiadryl diphenhydramin ke tubuh korban hingga tewas.

sidiadryl diphenhydramin
sidiadryl diphenhydramin(Ilustrasi). Foto: dok.liputan6.com

Pengacara mantri Suhendi, Raden Elang Yayan Mulyana, menerangkan penyebab kliennya menyuntik kades hingga tewas dipicu karena adanya temuan foto korban dengan istri pelaku.

Foto itu berupa foto korban dan istri pelaku sedang jalan berdua dan makan bersama. Namun Raden tidak menjelaskan lebih lanjut detail kapan foto-foto itu diambil.

“Jadi datang ke rumah korban untuk klarifikasi dengan adanya bukti foto yang ada di HP istrinya, jadi klarifikasi dugaan cinta segitiga gitu-lah, jadi datang tersulut emosi, cekcok sehingga terjadi peristiwa tersebut,” jelas Raden.

Diketahui Suhendi datang ke rumah korban Salamunasir pada Minggu (13/3) siang. Awalnya, pelaku ingin mengklarifikasi cinta segitiga itu.

“Ya memang tersulut emosi, ya klarifikasi datang ke rumah korban dan terjadi cekcok. Dikonfirmasi nggak terima, terjadilah cekcok,” ujarnya.

“Dia kan praktik sebagai perawat statusnya. Sebagai mantri di desa. Karena biasa memberikan tindakan medis. Saya nggak tahu apakah di tas atau gimana. Yang pasti, memang suntikan tersebut ada,” sambung Raden.

Raden mengatakan jika bukti foto itu akan diserahkan di persidangan. Ia tidak menjelaskan detail apa saja perbuatan korban dan istri pelaku.

“Nanti gambarannya di persidangan saja terkait bukti foto dan lain-lain,” ujarnya.

Istri pelaku pun disebut memiliki ponsel pemberian dari Kades Salamunasir. Ponsel itu digunakan istri pelaku untuk berkomunikasi dengan Salamunasir.

“Dikasih HP untuk komunikasilah, seperti itu. Pengakuan dari klien kita si korban ini sudah komunikasi chat melalui iPhone milik korban,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut pihak keluarga korban membantah kabar perselingkuhan Kades Curug Goong itu. Mereka menyebut dugaan tersebut tidak berdasar.

“Dengan tuduhan adanya dugaan perselingkuhan tidak sependapat dan tidak dibenarkan, dasarnya apa?” kata kuasa hukum keluarga Salamunasir, Eki Wijaya Pratama.

Eki meminta pihak Suhendi menyampaikan bukti yang valid. Mantri Suhendi pun disebut tidak membuat laporan polisi soal istrinya yang berselingkuh.

“Di Indonesia mengenal asas praduga tak bersalah, kalau isunya perselingkuhan tidak dibenarkan juga lantas dengan efek jera nyuntik klien kami sampai meninggal dunia, sampai nyawanya dirampas,” katanya.

Dia berharap kasus suntik hingga mati ini tak dialihkan oleh pihak mantri dengan isu perselingkuhan. Dia mengatakan tuduhan itu tidak bisa dibuktikan pihak mantri.

“Jadi tuduhan itu kami tidak sependapat karena tidak bisa membuktikan, baik forensik maupun laporan polisi,” ujarnya.

(heru/lbi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *