Liputanbangsa.com–Sejarah peradaban Islam Dinasti Umayyah memang cukup panjang. Dalam peradaban Islam, Dinasti Umayyah mencetak sejarah dengan berbagai macam cerita. Mulai dari kekhalifahannya hingga peradaban barunya.
Perlu Anda tahu, peradaban Islam sudah dimulai sejak Nabi Muhammad SAW menjadi seorang Rasul. Setelah Rasulullah wafat, para sahabatlah yang menggantikannya sebagai khalifah atau pemimpin umat Islam yang pemilihannya melalui musyawarah umat Islam.
Khalifah pertama yaitu Abu Bakar R.A. Selanjutnya yang kedua yaitu sahabat Umar bin Khattab R.A. Lalu, khalifah berikutnya sahabat Utsman bin Affan R.A dan terakhir Ali bin Abi Thalib R.A.
Setelah khalifah terakhir meninggal, peradaban Islam mulai menggunakan sistem pemerintahan kerajaan monarki.
liputanbangsa.com: Kisah Mu’awiyah bin Yazid, Menolak Jadi Khalifah!
Sejarah Peradaban Islam Dinasti Umayyah
Nama Dinasti Umayyah kaitannya dengan Umayyah bin lbi Syams bin Abdu Manaf. Ia merupakan seorang tokoh penting Quraisy dalam masa-masa Jahiliah.
Adapun untuk proses terbentuknya kekhalifahan Bani Umayyah yaitu sejak saat khalifah Utsman bin Affan meninggal akibat tikaman pedang pada tahun 35 H/656 M. Sejak saat itulah banyak tercipta sejarah dalam peradaban Islam Dinasti Umayyah.
Ketika itu, Utsman bin Affan dianggap tidak adil dalam menunjuk para pembantu dalam wilayah kekuasaan Islam. Sebab, hanya mementingkan kerabatnya saja.
Sampai pada akhirnya Muawiyah mendapatkan warisan untuk meneruskan menjadi seorang khalifah. Akan tetapi, Muawiyah tidak menginginkan jabatan kepemimpinan umat Islam yang baru.
Muawiyah menolak kepemimpinan tersebut juga pengaruh dari adanya berita jika Ali akan mengeluarkan kebijakan baru, yaitu mengganti semua gubernur yang telah Utsman bin Affan angkat.
Terdapat beberapa pergantian gubernur semasa kepemimpinan khalifah Ali. Antara lain Muawiyah bin Abi Sufyan yang menjabat sebagai gubernur Syam berganti menjadi Sahal bin Hunaif. Namun, Muawiyah bin Abi Sufyan dan juga masyarakat Syam menolak hal tersebut.
Usaha Mendapatkan Kekuasaan
Pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 H/661 M, khalifah Ali bin Abi Thalib wafat terbunuh oleh tikaman pedang beracun saat beribadah di masjid Kufah. Selang beberapa waktu, umat Islam dan para pengikut Ali bin Abi Thalib berbaiat atas diri Hasan bin Ali agar menjadi khalifah sebagai pengganti Ali bin Abi Thalib.
Namun, Muawiyah bin Abi Sufyan dan para pendukungnya tidak mendukungnya. Sebab, ketika itu Muawiyyah yang merupakan gubernur Damaskus juga menetapkan dirinya sebagai khalifah. Ia selalu berambisi untuk menduduki jabatan tertinggi dalam dunia Islam.
Penyerahan kekuasaan dalam pemerintahan Islam dari Hasan ke Muawiyah ini jadi sejarah kelahiran Dinasti Umayyah dengan kepemimpinan khalifah pertama, Muawiyah bin Abu Sufyan.
liputanbangsa.com: Masa Keemasan Khalifah Umar RA, Pemimpin Adil dan Bijaksana!
Sesudah Berdiri Dinasti Umayyah, Gaya Kepemimpinan Menjadi Berubah
Sejarah peradaban Islam Dinasti Umayyah selanjutnya yaitu ketika dinasti baru yaitu Dinasti Bani Umayyah (661-750 M) ini mengubah gaya kepemimpinannya.
Kepemimpinannya lebih meniru gaya kepemimpinan dari raja-raja Persia dan Romawi. Jadi, untuk peralihan kekuasaan akan menurun ke anak hingga turun-temurun dan tidak menggunakan asas demokrasi lagi.
Sistem Pemerintahan Dinasti Umayyah
Muawiyah ibn Abi Sufyan merupakan seseorang yang cerdas dan cerdik. Ia seorang negarawan yang bisa membangun peradaban besar lewat politik kekuasaannya. Ia juga yang telah mendirikan Dinasti Umayyah.
Untuk mencapai ambisi kekuasaannya, Muawiyah wujudkan seni politik dengan cara membangun Dinasti Umayyah ini.
Dalam pemerintahan Bani Umayyah (41 H/661 M), gaya kepemimpinannya berbeda dengan masa-masa sebelumnya atau saat masa Khulafaur Rasyidin. Sebab, dulu kepemimpinan mereka dapatkan secara demokratis.
Pembentukan kepemimpinan secara turun temurun awal mulanya saat Muawiyyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk setia pada sang anak, Yazid.
Ia memilih mengangkat seorang putra mahkota yang menjadi seorang khalifah selanjutnya. Yazid bin Muawiyah ditunjuk untuk menggantikan kedudukannya kelak.
liputanbangsa.com: Kisah Salamah bin Akwa, Kesatria Pemanah yang Pemberani
Masa Kemajuan dan Kemunduran Dinasti Umayyah
Masa pemerintahan Bani Umayyah merupakan era agresif. Akan tetapi, dalam bidang peradaban Dinasti Umayyah sudah menjumpai jalan yang lebih luas dalam bidang ilmu pengetahuan dengan media utama bahasa Arab.
Meskipun sudah meraih kejayaan, Bani Umayyah ternyata tidak berada dalam kejayaannya lebih lama. Hal ini karena internalnya semakin lemah dan tekanan dari pihak luar semakin kuat.
Penyebab kemundurannya antara lain yaitu mulai dari sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan, banyaknya konflik politik saat membentuk dinasti, hingga munculnya kekuatan baru dari keturunan Al-Abbas bin Abbas Al-muthalib.
Nah, itulah sejarah peradaban Islam Dinasti Umayyah setelah wafatnya Sayyidina Umar bin Abdul Aziz yang semakin melemah. Sampai akhirnya, pada masa khalifah Marwan bin Muhammad, Dinasti Umayyah diruntuhkan dinasti Abbasiyah. (R10/HR-Online)
[ad_2]
Beranda