Terinspirasi Drakor, Putri Mulai Berbisnis Peralatan Makanan dari Kayu – Liputan Online Indonesia

ByWeb Support

23 Desember 2022

[ad_1]

POPULARITAS drama Korea dan K-pop memberikan peluang untuk berbisnis. Tren Korea tidak hanya sebatas produk kuliner saja, produk peralatan makanan yang estetik juga banyak dicari.

Itulah yang membuat Putri Indriyani (27), warga Kalinyamat Jepara, berbisnis peralatan makanan dari berbahan kayu. Ide tersebut tercetus sejak awal pandemi Covid-19 melanda di Indonesia dan melihat peluang tren Korea yang sangat booming di Indonesia. Di tambah, Jepara merupakan daerah di Jateng yang terkenal dengan kerajinan ukiran.

“Bisnis ini dimulai pas awal pandemi. Peluangnya saat itu, booming drama-drama Korea yang memperlihatkan peralatan makan dari kayu. Lalu, saya asal Jepara dan kebanyakan merupakan pengrajin kayu yang terdampak pandemi. Dari situ, saya kolaborasi dengan pengrajin kayu untuk buat peralatan makan dari kayu, “ ujar Putri saat ditemui dalam acara Semarang In Your Hands di Wisma BP Dikjur, belum lama ini.

Selain itu, Putri melihat pasar penjualan peralatan makanan dari berbahan kayu dinilai masih lancar, terutama ekspor. Meski peluang pasar tinggi, perempuan yang sekarang bertempat tinggal di Kelurahan Sumurboto Kecamatan Banyumanik itu, menyoroti harga peralatan makanan dari kayu ini di marketplace terpantau sangat mahal. Padahal, menurutnya harga dari pengrajin murah, namun dijual ke luar sangat mahal. Hal itu membuat kasihan para pengrajin kayu, khususnya di wilayah Jepara.

“Sebenarnya bisa enggak semahal yang beredar di marketplace. Ya akhirnya, saya berkolaborasi dengan pengrajin lantaran kasian. Saya rasa sebenarnya enggak, bisa saling menguntungkan antara pengrajin dan penjual, “ katanya.

Adapun kerajinan peralatan makanan yang ia jual berbagai macam bahan baku kayu, antara lain seperti kayu mahoni, jati, sanokeling, dan bambu. Selain tren Korea, Putri menjelaskan bisnisnya juga salah satu upaya untuk mengurangi sampah. Lantaran selama ini, souvenir tetapi ujungnya nyampah.

“Jadi kayak kita bikin souvenir yang berkesan tapi jangan sampai nyampah. Apalagi, banyak acara yang souvenirnya akhinya bikin nyampah. Kita mengurangi itu, “ ungkapnya.

Untuk harga yang dibanderol olehnya, per itemnya peralatan makanan dari kayu ini dijual Rp 5.000. Namun demikian, jika satu set dengan partai besar dibanderol harga grosir.

Hasil keuletan Putri, poduk kerajinan berbahan kayu hasil karya UMKM yang diajak kolaborasi olehnya hingga bisa menembus mancanegara. Adapun mayoritas pembeli setiap harinya, ia menyebut paling ramai yakni adalah wilayah Jawa Barat dan Jakarta.

“Paling jauh diekspor ke Dubai. Lalu, yang bambu diekspor ke Singapura. Selain itu ke Indonesia, baru kemarin ke Bali. Mayoritas paling ramai, pembeli dari Jawa Barat dan Jakarta. Mulai dari pribadi yang beli untuk keperluan pernikahan, 7 bulanan, hingga ada partai besar seperti pesanan dari Bank Indonesia yang dikirim ke Jambi sekitar 1.000 set,” paparnya. (luk/lbi)


[ad_2]
Beranda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *