liputanbangsa.com – Dukun palsu pengganda uang, Slamet Tohari alias mbah Slamet diketahui menyuruh para korbannya untuk meminum obat yang mengandung klonidin, sebelum diberikan sianida. Informasi tersebut berdasarkan hasil autopsi yang disampaikan Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi.
Setelah diselidiki lebih lanjut, hal itu merupakan alasan pelaki ritual penggandaan uang. Pelaku akan mengubur para korban setelah korban dianggap tak sadar usai meminum obat tersebut.
“Korban dites pakai klonidin itu. Kalau tidak ngantuk berhasil kemudian diberi sianida itu,” ujar Luthfi dalam jumpa pers di Mako Polresta Surakarta, Kamis (6/4).
Pihak kepolisian mendeteksi adanya kandungan sianida pada mayat yang pertamakali ditemukan, yaitu PO (53) warga Sukabumi, meski sebelumnya ketika awal dilakukan pihak kepolisian menemukan zat potassium.
“Kemudian diberi sianida itu. Hasilnya ditemukan, 2 butir serbuk (apotas) dan dua butir tablet warna putih. Dua butir apotas positif mengandung zat potasium sianida. Sedangkan, dua butir tablet mengandung klonidin,” katanya.
Penjelasan terkait sianida dan klonidin disampaikan oleh Kabid Labfor Polda Jateng Kombes Pol Slamet Iswanto yang mengatakan sianida merupakan senyawa beracun yang mematikan. Sedangkan, klonidin adalah obat antihipertensi golongan penghambat reseptor alfa agonis kerja sentral.
“Dua belas korban itu positif mengandung sianida. Jadi bisa diambil kesimpulan korban meninggal karena sianida. Jika sianida ditelan dalam jumlah yang cukup banyak, orang bisa meninggal dalam 5 menit,” tuturnya.
Kedua zat itu digunakan Slamet dan tangan kanannya BS untuk dijadikan syarat dalam ritual penggandaan uang, menurut Luthfi.
“Penggunaan dua jenis pil itu merupakan modus dari pelaku,” imbuhnya.
Sementara itu, Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto menyampaikan pihaknya membuka posko aduan masyarakat terkait orang hilang agar dapat memberikan ruang bagu masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya dan berkaitan dengan Slamet.
“Sampai saat ini 11 korban pembunuhan oleh tersangka masih dalam proses identifikasi forensik. Total 12 jenazah yang ditemukan dan satu di antaranya sudah diketahui pasti identitasnya, yaitu Paryanto usia 53 tahun warga Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi Jawa Barat,” tuturnya.
Tak hanya itu saja, Polres Banjarnegara juga menyediakan layanan aduan hotline di nomor 082 326 444 401, nomor ini dapat dihubungi untuk telepon seluler maupun WhatsApp.
“Kita mendapatkan laporan dari warga Lampung yang merasa kehilangan anggota keluarganya, dan setelah kita crosscek dengan tersangka, bahwa dua jasad itu benar Irsyad bersama istrinya,” katanya.
Ia berharap masyarakay ataupun siapa saja yang merasa kehilangan keluarga dan berhubungan dengan tersangka dapat merasa terbantu dengan adanya posko tersebut. Hal ini karena informasi yang diberikan tersangka masih terus berubah-ubah.
“Yang pasti, tersangka ini mengaku para korban ini berasal dari beberapa daerah, mulai dari Tasikmalaya, Cirebon, Palembang, Jakarta, Lampung, dan Sukabumi,” tutupnya. (afifah/lbi)