liputanbangsa.com – Istilah processed food seringkali diartikan sebagai makanan yang rendah zat gizi serta mengandung gula, garam, dan lemak jahat yang tinggi.
Frasa tersebut biasanya digunakan bergantian dengan makanan ultra proses (ultra-processed foods), seperti tidak ada perbedaan diantara keduanya.
Dilansir website Healthline, seorang Registered Dietisien, Jessica Sandoz memberikan penjelasan terkait perbedaan processed dan ultra-processed foods.
Jessica menerangkan bahwa sebenarnya processing (pengolahan) merupakan cara mengubah bentuk makanan.
“Secara teknis, processing pada makanan adalah mengubah bentuk makanan dengan berbagai cara. Mencuci, memotong, mengiris, mengupas, dan memarut merupakan beberapa contoh dari pengolahan,” jelas Jessica.
Berdasarkan kerumitan pengolahannya, makanan bisa digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu.
1. Unprocessed Foods
Unprocessed foods atau makanan tanpa pengolahan merupakan makanan yang dikonsumsi dalam kondisi alaminya.
Jenis makanan tanpa pengolahan mengandung zat gizi yang masih utuh.
Contoh dari unprocessed foods diantaranya yaitu buah-buahan dan sayuran mentah, makanan laut segar, kacang tanah dan biji-bijian utuh.
2. Minimally Processed Foods
Makanan dengan proses pengolahan minimal tidak ditambahkan bumbu.
Pengolahannya meliputi mencuci, memotong, mengiris, mengupas, memaryt, dan pasteurisasi.
Makanan beku dan makanan kering tanpa penambahan bumbu juga termasuk golongan minimally processed foods.
Contohnya salad, buah potong, sayuran dan buah-buahan beku, serta makanan kering tanpa bumbu.
3. Processed Foods
Processed foods merupakan golongan makanan yang diolah dengan sedikit bumbu dan masih mempertahankan zat gizinya.
Pengolahannya dapat berupa memasak, fermentasi, membuat jus, pengalengan, dan pengeringan.
Contoh processed foods yaitu jus buah, buah dan sayur kaleng, ikan asap, tahu, roti gandum, yoghurt, keju, selai kacang, serta minyak.
4. Ultra-processed Foods (UPF)
Makanan ultra proses diolah dengan bahan yang biasanya tidak ditemukan di rumah, seperti pewarna, pengawet, perisa, atau pemanis buatan.
Penggunaan bahan tambahan pangan tersebut dimaksudkan agar makanan terasa lebih lezat, biaya produksi rendah, dan tahan lama.
Contoh makanan ultra proses diantaranya yaitu makanan beku, jajanan kemasan, permen, kue, soda, makanan dan minuman energi, serta makanan instan lainnya.
Jessica juga menekankan bahwa semua makanan baik dan bisa masuk dalam diet gizi seimbang.
“Anda harus berusaha untuk makan minimally processed foods. Namun, sesekali konsumsi makanan ultra proses tidak akan merusak diet Anda,” tutup ahli gizi itu.
(ar/lb)